DKI Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengingatkan penduduk agar tambahan waspada terhadap modus penyalahgunaan melalui kode QR, khususnya yang mana melibatkan layanan QRIS. Penipu banyak kali memanfaatkan ketidaktahuan pengguna pada membedakan dua jenis QR yang tersebut tersedia di sistem QRIS, sehingga publik rentan menjadi korban.
Perbedaan utama terletak pada jenis QR yang tersebut digunakan, yaitu QR Bayar (Customer Presented Mode) juga QR Transfer (Merchant Presented Mode). Pemahaman yang dimaksud keliru terhadap fungsi masing-masing QR dapat membuka celah bagi tindakan penipuan. Lantas, apa cuma perbedaan antara keduanya? Simak ulasannya berikut ini.
QRIS bayar (Customer Presented Mode)
• Digunakan pembeli untuk melakukan pembayaran untuk merchant.
• Pembeli menampilkan QR pada perangkat lunak e‑wallet atau mobile banking; merchant yang tersebut memindai.
• Saat dipindai, perangkat lunak menunjukkan nama usaha/merchant, tidak nama pribadi.
• Umum dipakai di dalam supermarket, restoran, atau minimarket dengan QR terverifikasi.
QRIS pengiriman (Merchant Presented Mode)
• Digunakan untuk pengiriman dana antar-individu.
• Penggunawan memindai QR yang tersebut disediakan orang atau merchant, kemudian memasukkan nominal serta konfirmasi PIN atau biometrik.
• Tampilan nama penerima dapat terdiri dari nama pribadi, bukanlah nama usaha.
• Berisiko bila QR dibuat oleh pihak tak tepercaya, akibat dana bisa jadi masuk ke account pribadi pelaku.
Kenali modus penipuan umum
1. Penipuan dengan QR bayar palsu
Penipu menukar QR Bayar merchant asli dengan kode QR milik mereka. Saat pembeli scan, dana tidak ada masuk ke merchant melainkan ke pelaku.
2. Salah kirim akibat QR pengiriman palsu
Pelaku memohonkan QR Transfer, menyamar sebagai merchant, serta menerima dana ke tabungan pribadi korban.
3. Screenshot bukti palsu
Bukti proses lama diedit nominal kemudian tanggalnya sehingga merchant terkecoh bahwa pembayaran telah dilakukan.
4. Phishing melalui QR
Kode QR mengarahkan ke situs web palsu untuk mencuri data pribadi atau OTP.
Ciri-ciri QRIS asli yang tersebut aman
• Ada logo BI/QRIS, nama merchant jelas, serta tampilan visual berkualitas.
• Saat dipindai, perangkat lunak menampilkan nama merchant, bukanlah nama pribadi.
• QRIS asli cepat dipindai, bukan menggiring ke tautan luar atau situs tak dikenal.
Tips aman proses QRIS
Untuk Konsumen
• Selalu periksa nama penerima ketika aplikasi mobile mengajukan permohonan konfirmasi, pastikan sesuai merchant.
• Gunakan aplikasi mobile resmi, seperti e‑wallet lalu mobile banking yang mana telah terverifikasi.
• Hindari scan QR dari sumber tak jelas, contoh: grup WhatsApp, sosial media tanpa verifikasi.
• Simpan bukti operasi juga struk QRIS sebagai dokumentasi bila perlu komplain.
Untuk merchant
• Gunakan QRIS resmi dari mitra seperti Bank, GoPay, Doku, ShopeePay, dll.
• Jangan bagikan QR Bayar pribadi terhadap konsumen.
• Didik staf untuk mengenali perbedaan QRIS Bayar kemudian Transfer juga verifikasi setiap bukti pembayaran.
• Pasang pemberitahuan “Hanya Terima Pembayaran Melalui QRIS”.
Kesadaran terhadap perbedaan antara QR Bayar dan juga QR Transfer menjadi kunci utama di menghindari kecurangan digital. Modus yang dimaksud kerap digunakan penipu adalah dengan menyebarkan QR Transfer palsu atau mengganti QR Bayar asli milik merchant, sehingga dana masuk ke akun dia tanpa disadari korban.
Untuk menghindari hal tersebut, penduduk perlu terus-menerus melakukan konfirmasi nama penerima sebelum menyelesaikan transaksi. Pastikan QRIS yang tersebut digunakan menampilkan data merchant resmi serta gunakan perangkat lunak pembayaran yang digunakan terpercaya. Dengan langkah-langkah ini, biosfer operasi digital akan tetap saja aman, terpercaya, serta terlindungi dari praktik penipuan.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Artificial Intelligence di area situs web ini tanpa izin tercatat dari Kantor Berita ANTARA.