5 Aug 2025, Tue

Macanbolanews

Ibukota Indonesia – Cidera hamstring merupakam salah satu cedera otot yang tersebut paling umum di dunia olahraga serta kembali menjadi perhatian setelahnya maraknya persoalan hukum pada atlet profesional.

Cedera ini terjadi ketika otot-otot di dalam bagian belakang paha meregang atau robek akibat pergerakan mendadak atau aktivitas berintensitas tinggi.

Infleksi pada cabang olahraga seperti sepak bola, atletik, basket, juga olahraga intensitas tinggi lainnya memproduksi para atlet sangat rentan mengalami kondisi ini.

Pencegahan lalu penanganan yang mana tepat sangat penting untuk menghindari dampak jangka panjang pada performa mereka.

Apa itu cedera hamstring?

Otot hamstring terdiri dari tiga otot besar pada belakang paha, yaitu semitendinosus, semimembranosus, dan juga biceps femoris. Ketiga otot ini berfungsi untuk menekuk lutut dan juga menggerakkan pinggul pada berbagai aktivitas.

Cedera pada hamstring terjadi ketika otot-otot yang disebutkan meregang atau robek akibat tekanan yang dimaksud melebihi kemampuan normalnya.

Kondisi ini rutin dialami pada waktu melakukan pergerakan secara tiba-tiba atau aktivitas fisik berintensitas tinggi.

Penyebab lalu faktor risiko

Beberapa faktor utama antara lain:

  • Aktivitas fisik eksplosif seperti sprint, lompat, dan juga pembaharuan arah tiba‑tiba.
  • Kurangnya pemanasan atau peregangan sebelum berolahraga.
  • Kelenturan otot rendah dan juga ketidakseimbangan kekuatan otot khususnya hamstring vs quadriceps.
  • Riwayat cedera sebelumnya, kelelahan otot, lalu faktor usia.

Gejala berdasarkan tingkat keparahan

Cedera hamstring diklasifikasi menjadi tiga tingkat:

  1. Tingkat 1 (ringan): regangan ringan dengan nyeri ringan, sedikit kesulitan menggerakkan kaki.
  2. Tingkat 2 (sedang): sebagian otot robek, muncul bengkak, memar, nyeri pada waktu ditekan, lalu penurunan kekuatan.
  3. Tingkat 3 (parah): robekan total, disertai rasa "pop", bengkak luas, memar, juga kesulitan berjalan.

Gejala umum meliputi:

  • Nyeri tajam tiba‑tiba ketika beraktivitas.
  • Sensasi "pop" pada otot, kram, kaku otot, juga kelemahan bahkan spasme.
  • Peradangan, memar, serta penurunan kemampuan berjalan atau berdiri.

Diagnosis

Diagnosis dimulai dari pemeriksaan fisik kemudian riwayat cedera. Dokter dapat memohonkan pasien menjelaskan cara juga kondisi cedera ketika terjadi. Untuk menjamin tingkat keparahan, pencitraan seperti X‑ray, USG, juga MRI biasanya digunakan.

Pengobatan serta pemulihan

1. Penanganan awal (Non‑bedah)

  • Metode R.I.C.E / P.R.I.C.E – Rest, Ice, Compression, Elevation (dengan tambahan Protect).
  • Metode MEAT – Movement, Exercise, Analgesia, Therapy, dipakai pasca fase akut.
  • Pereda nyeri over‑the‑counter: ibuprofen, paracetamol, sesuai petunjuk medis.

2. Fisioterapi lalu rehabilitasi

Lumpuh sebagian pada grade 2–3 mengharuskan fisioterapi bertahap: peregangan ringan penguatan seperti Nordic hamstring exercise / pengembalian fungsional.

3. Pengobatan bedah

Hanya diperlukan pada cedera grade 3 berat, misalnya tendon lepas total atau robekan besar. Operasi disertai rehabilitasi panjang bisa saja 3–6 bulan.

Prognosis dan juga pencegahan

Waktu pemulihan:

  • Grade 1: beberapa hari hingga 2 minggu.
  • Grade 2: 3–8 minggu atau lebih.
  • Grade 3: dapat berbulan‑bulan.

Pencegahan:

  • Pemanasan menyeluruh dan juga pendinginan pasca olahraga.
  • Latihan kekuatan dan juga fleksibilitas otot hamstring khususnya pada atlet atau pelaku aktif.
  • Peningkatan intensitas latihan secara bertahap tidaklah melebihi 10 persen per minggu.

Dengan demikian, cedera hamstring adalah kondisi yang mana umum tetapi bisa jadi menjadi penting jikalau tiada ditangani dengan benar.

Diagnosis yang tersebut tepat, penanganan sesuai, lalu rehabilitasi bertahap menjadi kunci utama untuk pemulihan yang digunakan optimal.

Bagi atlet maupun publik umum, memahami penyulut juga gejala dini sangat penting agar tindakan cepat dapat mengurangi kondisi memburuk.

Kembali beraktivitas pun harus diadakan secara bertahap dan juga aman untuk menghindari risiko kambuhnya cedera.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk Artificial Intelligence pada situs web ini tanpa izin ditulis dari Kantor Berita ANTARA.

By Adm1n