By Adm1n 
macanbolanews.com JAKARTA – Dosen Hukum Tata Negara STIH IBLAM Radian Syam mengungkapkan demokrasi ketika ini menghadapi tantangan besar. Pasalnya, demokrasi berada pada pusaran kondisi yang mana dikenal sebagai VUCA atau volatility, uncertainty, complexity, and ambiguity, yaitu realitas global yang digunakan penuh dengan ketidakstabilan, ketidakpastian, kompleksitas, kemudian ambiguitas tinggi.
Karena itu, perlu penguatan institusional serta kerja kolaboratif berbagai elemen bangsa untuk menguatkan demokrasi di tempat era VUCA. Hal ini disampaikan Radian Syam pada waktu melaunching lalu membedah bukunya berjudul ‘Mendayung Demokrasi di area Era VUCA’ di tempat vOffice Event Space, Centennial Tower, Jalan Gatot Subroto, Karet, Semanggi, Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Baca juga: INDEF: Demokrasi Indonesia Kini Brutal Politik Uang
Dalam launching lalu bedah buku tersebut, hadir sebagai narasumber antara lain Sekjen HIPMI Anggawira; Ketua Yayasan LPIHM IBLAM Rahmat Dwi Putranto; Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia Fitra Asril; Politikus Sukmo Harsono; kemudian Dewan Pembina Perludem Titi Anggraeni.
“Dalam konteks ini, demokrasi sebagai sistem yang dimaksud menjanjikan kebebasan, kesetaraan, lalu keadilan menghadapi tantangan besar. Jika demokrasi diibaratkan sebagai biduk yang mana sedang berlayar menuju pulau harapan, maka lautan VUCA adalah medan penuh gelombang yang harus dilalui dengan strategi juga daya tahan kelembagaan yang digunakan kuat,” ujar Radian.
Dia mengungkapkan demokrasi pada waktu ini tidaklah cukup belaka dengan prosedur elektoral yang tersebut rutin melainkan membutuhkan adaptasi institusional yang mana kokoh agar dapat bertahan di area berada dalam ketidakpastian zaman.
“Kita sedang mendayung demokrasi pada lautan yang digunakan tidaklah tenang. Institusi-institusi inti seperti ruang publik, pemilu, partai politik, juga hukum harus mampu bertransformasi, bukanlah belaka untuk bertahan, tetapi juga untuk mengarahkan bangsa dalam sedang badai perubahan,” katanya.